·
Sudut Pandang Psikodinamika
Kepribadian merupakan suatu pola pikiran, emosi, dan
prilaku yang bertahan dan berbeda yang menjelaskan cara seseorang
beradaptasi dengan dunia.
Sudut pandang psikodinamika memandang kepribadian pada
dasarnya ketidaksadaran dan berkembang dalam berbagai tahapan.
·
Teori Psikoanalisis Freud
Sigmund Freud (1917), salah satu dari pemikir paling
berpengaruh pada abad ke-20, dilahirkan di Austria pada tahun 1856 dan wafat di
London pada usia 83 tahun. Freud mengembangkan berbagai gagasannya mengenai
kepribadian dari praktiknya dengan pasien-pasien kejiwaan. Kepribadian memiliki
tiga struktur yang ia sebut id, ego, dan superego.
Id, bagian diri
Anda yang disebut Freud senagai suatu “benda”, terdiri atas berbagai dorongan
ketidaksadaran dan tempat penyimpanan energy psikis seseorang. Dalam pandangan
Freud, id tidak bersentuhan dengan kenyataan. Id bekerja menurut prinsip
kesenangan, konsep Freud yang mengatakan bahwa id selalu mencari kesenangan dan
menghindari sakit.
Ego, stuktur kepribadian dari Freud yang menangani
tuntutan kenyataan. Menurut Freud, ego taat oleh prinsip kenyataan. Ia berusaha
mencari kesenangan individu dalam norma-norma masyarakat.
Superego, merupakan hakim internal yang ketat dari
prilaku kita. Superego direfleksikan dalam apa yang kita sebut “hati nurani”
dan mengevaluasi moralitas prilaku kita. Seperti id, superego tidak
mempertimbangkan kenyataan, ia hanya mempertimbangkan berbagai dorongan id yang
dapat disalurkan dalam persyaratan moral yang dapat diterima.
Tahapan-tahapan Psikoseksual Perkembangan Kepribadian
·
Tahap Oral (18 bulan pertama)
Pusat kenikmatan bayi terletak dimulut. Mengunyah,
mengisap, dan mengigit merupakan sumber utama kenikmatan yang mengurangi
ketegangan pada bayi.
·
Tahap Anal (18-36 bulan)
Selama masa ketika kebanyakan anak mengalami pelatihan
toilet, kenikmatan terbesar anak melibatkan anus dan saluran kencing dan
berbagai fungsi pengeluaran yang berkaitan dengan mereka.
·
Tahap Phallic (3-6 tahun)
Penamaan tahap ketiga ini berasal dari bahasa latin
phallus yang berarti penis.
·
Tahap Genital (remaja dan dewasa)
Tahap genital merupakan masa kebangkitan kembali
seksualitas. Sumber kenikmatan seksual sekarang adalah seseorang diluar
keluarga.
Pendekatan Sosio-kultural dari
Horney
Karen Horney (1885-1952) menolak konsep klasik
psikoanalisis bahwa anatomi merupakan takdir dan memperingatkan bahwa beberapa
gagasan popular dari Freud hanyalah hipotesis. Horney juga meyakini bahwa
kebutuhan untuk keamanan, bukan seks, merupakan motif utama eksistensi manusia.
Teori Analitis dari Jung
Jung berbagi ketertarikan Freud dalam ketidaksadaran,
tetapi ia meyakini bahwa Freud meremehkan peran pikiran ketidaksadaran dalam
kepribadian. Jung meyakini bahwa akar kepribadian kembali kepada awal
eksistensi manusia.
Psikologi Individual dari
Adler
Alfred Adler merupakan pakar teori Freud
yang kontemporer. Dalam psikologi individual Adler, manuasi didorong oleh
berbagai tujuan dan sasaran-kesempurnaan, bukan kenikmatan, merupakan motivator
utama dalam kehidupan manusia.
·
Sudut Pandang Humanistik
Pandangan kepribadian menekankan kapasitas seseorang
untuk pertumbuhan pribadi, kebebasan untuk memilih takdirnya sendiri, dan
sebagai kualitas positif manusia.
·
Pendekatan Maslow
Pendekatan Maslow pada motivasi yang
mengembangkan motivasi sebagai hierarki kebutuhan. Puncak hierarki Maslow
adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk
mengembangkan potensi penuh seseorang sebagai manusia. Maslow menggambarkan
orang yang teraktualisasi dirinya sebagai orang yang spontan, kreatif, dan
memiliki kapasitas yang polos untuk menjadi mengagumkan.
·
Pendekatan Rogers
Carl Rogers memulai karirnya sebagai psikoterapis yang
mencurahkan tenaga untuk memahami ketidakbahagiaan individu yang ia temui dalam
terapi. Karya Rogers yang inovativ memberikan dasar bagi lebih banyak
penelitian kontemporer pada harga diri, pertumbuhan pribadi, dan determinasi
diri.
Rogers memulai penyelidikannya mengenai hakikat
mannusia dengan orang-orang yang bermasalah. Rogers mayakini bahwa kebanyakan
manusia memiliki banyak kesulitan menerima kebenaran tentang perasaan positif
mereka sendiri. Menurut pandangannya, kita dilahirkan dengan banyak benih
kualitas baik dalam diri kita.
Diri
Diri merupakan suatu keseluruhan, terdiri atas
persepsi diri seseorang dan nilai-nilai yang kita lekatkan pada persepsi
tersebut.
Konsep Diri
Tema sentral dalam pandangan Rogers dan penganut
humanistic lannya, konsep diri merujuk pada keseluruhan persepsi dan penilaian
individu mengenai kemampuan, prilaku, dan kepribadiannya.
Penghargaan positif tanpa
syarat, empati, dan ketulusan
Penghargaan positif tanpa syarat adalah istilah dari
Rogers untuk penerimaan, penghargaan, dan menjadi positif terhadap orang lain
tanpa memedulikan prilaku seseorang. Empati berarti menjadi seorang pendengar
yang sensitive dan memahami perasaan orang lain yang sebenarnya.
·
Sudut Pandang Trait
Trait adalah karakteristik kepribadian menetap yang
cenderung mengarah pada prilaku-prilaku tertentu.
·
Teori Trait
Teori Trait yang menyatakan bahwa kepribadian
terdiri atas sifat-sifat (trait) yang luas dan menetap yang cenderung mengarah
pada berbagai respons karakteristik. Teori trait berasumsi bahwa orang
mempunyai perbedaan beberapa dimensi, atau skala kepribadian, yang
masing-masing menunjukkan suatu trait.
·
Model Kepribadian Lima Faktor
Factor lima besar kepribadian menggambarkan berbagai
dimensi utama kepribadian adalah neuroticism (ketidakstabilan emosional),
extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness.
·
Sudut Pandang Personologis dan Kisah Hidup
Pendekatan personologis dan kisah hidup merupakan
pendekatan pada kepribadian yang menekankan bahwa cara untuk memahami seseorang
adalah dengan memusatkan pada sejarah hidup dan kisah hidupnya.
·
Pendekatan Personologis Murray
Henry Murray adalah mahasiswa sarjana
biokomia ketika ia tertarik dalam psikologi kepribadian setelah bertemu Carl
Jung dan membaca karyanya. Murray menelurkan kata personologi yang merujuk pada
kajian keseluruhan manusia.
Aspek penelitian Murray yang paling berdampak pada
psikologi kepribadian kontemporer adalah pendekatannya pada motivasi. Murray
meyakini bahwa berbagai motif kita sebagian besar tidak kita ketahui, sehingga
pengukuran motivasi harus dikembangkan yang tidak hanya meminta orang-orang
mengatakan apa yang mereka inginkan.
Pendekatan kepribadian Murray tercermin dalam
penelitian saat ini mengenai motivasi berprestasi, afiliasi, dan kekuasan, dan
juga motif keintiman.
·
Sudut Pandang Kognitif Sosial
Sudut pandang kognitif social merupakan pendekatan
kepribadian yang menekankan keawasan, keyakinan, pengharapan, dan tujuan yang
disadari.
·
Teori Kognitif Sosial Bandura
Teori kognitif social Bandura menyatakan bahwa prilaku,
lingkungan, dan factor manusia/kognitif semuanya penting dalam memahami kepribadian.
Bandura menelurkan istilah determinisme resiprokal untuk menggambarkan cara
perilaku, lingkungan, dan factor manusia/lingkungan berinteraksi untuk
menciptakan kepribadian.
Teori kognitif social Bandura menekankan pengaruh
timbale balik antara prilaku, lingkungan, dan berbagai factor
manusia/lingkungan.
·
Sumbangan Mischel
Walter Mischel adalah psikolog kognitif
social yang tertarik menjelajahi bagaimana kepribadian memengaruhi prilaku.
Mischel meninggalkan jejaknya pada bidang kepribadian dengan dua cara. Pertama,
kritiknya atas gagasan kekonsistenan prilaku memicu sejumlah kontroversi yang
kemudian dikenal sebagai perdebatan orang-situasi. Kedua, ia mengajukan model
CAPS, suatu cara berpikir baru mengenai kepribadian.
·
Kekonsistenan dan Perdebatan Orang-Situasi
Apakah kita membicarakan berbagai konflik seksual yang
tidak disadari, trait atau motif, seluruh pendekatan yang kita bahas sejauh ini
mengatakan bahwa berbagai karakteristik kepribadian adalah stabil dan
memengaruhi prilaku.
Mischel menyatakan bahwa kepribadian sering kali
berubah menurut situasi yang terberi. Mischel menyatakan bahwa prilaku adalah
diskriminatif-yaitu, seseorang memandang pada tiap-tiap situasi dan berespons
sesuai situasi tersebut. Pandangan Mischel disebut situasionisme, gagasan bahwa
kepribadian dan prilaku sering kali sangat bervariasi dari satu konteks ke
konteks lainnya.
·
System Pengolahan Afektif Kognitif (CAPS)
Pendekatan ini bermakna bahwa berbagai pikiran dan
emosi kita mengenai diri kita dan dunia memengaruhi interaksi kita dengan
lingkungan dan menjadi terkait sehingga penting bagi prilaku.
·
Pengukuran Kepribadian
·
Tes-tes Lapor Diri
Tes lapor diri juga disebut tes objektif atau
inventori, jenis tes yang menanyakan orang-orang secara langsung apakah
item-item yang spesifik (biasanya benar/salah atau setuju/tidak setuju)
menggambarkan trait-trait kepribadian mereka.
Misalnya, tes-tes kepribadian lapor diri meliputi
item-item seperti :
·
Saya mudah merasa malu.
·
Saya senang sekali pergi ke pesta-pesta.
·
Saya suka menonton film kartun di TV.
·
Tes-tes Proyektif
Tes proyektif didasarkan pada asumsi bahwa ambiguitas
rangsangan memungkinkan individu untuk mencurahkannya pada rangsangan itu
dengan perasaan, hasrat, kebutuhan, dan sikap mereka. Tes proyektif yang
terkenal adalah tes cipratan tinta Rorschach yang merupakan tes
proyektif yang digunakan secara luas yang menggunakan persepsi individu
terhadap cipratan tinta untuk menentukan kepribadian mereka.
·
Kepribadian dan kesehatan serta kesejahteraan
·
Conscientiousness dan kendali pribadi
Individu yang tinggi pada trait conscientiousness
adalah orang yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan, mereka menyukai
struktur dan cenderung akan menyelesaikan tugas-tugasnya.
Karakteristik kepribadian lainnya yang dikaitkan
dengan mengambil langkah tepat untuk hidup sehat adalah perasaan kendali
pribadi ( wrosch, heckhausen, & lachman 2006 ). Merasa dalam kendali dapat
mengurangi pengalaman stress selama masa-masa sulit.
Perasaan kendali pribadi dapat juga membantu
orang-orang menghindari suatu gaya hidup beresiko yang melibatkan prilaku
tenggang rasa pada kesehatan.
·
Pola-pola prilaku tipe A/Tipe B
Pola perilaku tipe A adalah sekelompok karakteristik
yang sangat kompetitif, tidak sabar, dan bermusuhan. Dan terkait dengan
penyakit jantung.
Pola perilaku B adalah sekelompok karekteristik seperti rileks dan santai yang terkait dengan
kesehatan yang baik.
·
Optimisme dan hardiness
Satu factor yang sering kali terkait pada fungsi
positif dan penyesuaian adalah optimisme. Martin Seligman memandang optimisme
sebagai cara seseorang menjelaskan penyebab berbagai peristiwa buruk.
Banyak penelitian mengungkapkan bahwa orang-orang
optimis pada umumnya berfungsi lebih efektif dan lebih sehat secara fisik dan
mental dibandingan mereka yang pesimis.
Atribut kepribadian lainnya yang kelihatannya membuat
seseorang berjuang selama masa-masa sulit adalah hardiness. Yaitu
suatu trait yang dicirikan dangan perasaan komitmen ( daripada keterasingan)
dan kendali ( daripada ketidakberdayaan) dan mempresepsikan masalah sebagai
tantangan.
·
Trait dan Keadaan
Trait merupakan karakteristik yang relative menetap
pada cara seseorang berprilaku pada umumnya. Keadaan adalah berbagai pengalaman
yang lebih akut dan dibatasi waktu.
Posting Komentar