A. Pengertian
Bahasa
(Language) adalah bentuk komunikasi baik itu lisan, tertulis, maupun
menggunakan isyarat yang didasarkan pada sebuah sistem simbol. Kita memerlukan
bahasa untuk berbicara dengan orang lain, mendengarkan orang lain, membaca, dan
menulis. Bahasa tidak sekedar cara bagimana kita bicara dengan orang lain,
tetapi juga bagaimana kita menalar dan menyelesaikan masalah.
B. Struktur
Bahasa
Semua
bahasa manusia memiliki generativitas tidak terbatas, yaitu kemampuan untuk
menghasilkan kalimat-kalimat bermakna dalam jumlah tidak berhingga.
Fleksibilitas bahasa yang luar biasa ini dihasilkan dari sejumlah aturan
berbahasa yang jumlahnya terbatas. Faktanya semua bahasa manusia dicirikan oleh 4
sistem aturan :
1. Fenologi,
yaitu sistem suara dalam satu bahasa. Bahasa tersusun dari sejumlah suara dasar
atau fenom. Aturan-aturan fonologi memastikan bahwa urutan suara tertentu
terjadi dan urutan yang lain tidak terjadi.
2. Morfologi,
yaitu aturan pembentukan kata dalam bahasa. Setiap kata dalam bahasa inggris
terdiri atas satu atau lebih morfem. Sebuah morfem adalah unit terkecil dalam
bahasa yang yang membawa makna tertentu.
3. Sintaksis,
adalah aturan sebuah bahasa dalam melakukan kombinasi kata untuk membentuk
frasa dan kalimat yang dapat diterima. Bila seseorang berkata “John mencium
Emily” atau Emely dicuim Jhon”, anda tahu siapa yang mencium dan siapa yang
dicium dalam setiap kasus karena anda memiliki pemahaman yang sama tentang
struktur bahasa.
4. Semantik,
makna kata-kata dan kalimat dalam bahasa tertentu. Setiap kata memiliki
seperangkat ciri semantik yang unik. Girl dan woman contohnya, memiliki banyak
ciri semantik yang sama. Keduanya sama-sama menandakan orang berjenis kelamin
wanita, tetapi mereka berbeda secara semantik dalam kaitan usia.
C. Hubungan
Antara Bahasa dan Kognisi
1. Peran
bahasa dalam kognisi, bahasa membantu kita berpikir, membuat penyimpulan,
mengambil keputusan yang sulit, dan menyelesaikan masalah. Bahasa dapat dilihat
sebagai sebuah alat untuk menggambarkan gagasan. Pandangan Whorf menyatakan
bahwa “Pengalaman budaya dengan suatu konsep tertentu menentukan katalog nama
yang dapat menjadi kaya atau miskin. Bayangkan betapa kayanya perpustakaan
mental yang anda miliki untuk memberi nama sebuah “UNTA” yang akan miliki bila
anda memiliki pengalaman yang banyak dengan unta disebuah padang pasir dan
bayangkan betapa miskinnya perpustakaan mental mengenai nama untuk “SALJU” bila
anda tinggal di kawasan tropis yang dipenuhi oleh pohon palem dan burung beo.
Terlepas dari daya tariknya, pandangan Whorf ini dianggap kontroversial dan
banyak psikolog tidak percaya pada peranan budaya dalam membentuk pikiran
seseorang”.
2. Peran
kognisi dalam bahasa, para peneliti juga melihat kemungkinan bahwa kognisi
adalah dasar penting untuk bahasa. Bila bahasa merupakan refleksi proses
kognisi secara keseluruhan, kemampuan intelektual secara umum. Secara khusus,
kita dapat memperkirakan bahwa masalah dalam satu ranah (kognisi) akan disertai
juga dengan masalah pada ranah lain (bahasa). Contohnya, kita akan menduga
bahwa keterbelakangan mental secara umum akan juga disertai dengan kemampuan
berbahasa yang lebih rendah. Secara keseluruhan, walaupun pikiran mempengaruhi
bahasa, dan bahasa mempengaruhi pikiran, saat ini terdapat lebih banyak bukti
bahwa pikiran dan bahasa bukan merupakan bagian dari suatu sistem tunggal. Sebaliknya, mereka
sepertinya berkembang sebagai komponen-komponen yang terpisah, modular, dan dipersiapkan
secara biologis dalam pikiran kita.
D. Pengaruh
Faktor Biologis dan Lingkungan pada Bahasa
1. Pengaruh
Biologis, dalam proses evolusi ini, bahasa merupakan kemampuan terbaru dari
manusia. Namun demikian, sejumlah pakar percaya bahwa evolusi biologis yang
terjadi jauh. Otak, sistem syaraf, dan tampilan vokal dari para pendahulu kita
berubah sepanjang ratusan ribu tahun. Dengan memiliki kesiapan fisik untuk
berbahasa, Homo Sapiens melakukan lebih dari sekedar bunyi-bunyian untuk
mengembangkan pembicaraan abstrak. Kemampuan berbahasa yang canggih ini
memberikan manusia keunggulan luar biasa dibandingkan dengan hewan lain dan
meningkatkan kemungkinan mereka untuk bertahan hidup.
2. Universalitas
Bahasa, Noam Chomsky adalah salah satu yang berpendapat bahwa manusia secara
biologis memiliki kesiapan untuk mempelajari bahasa pada waktu tertentu dengan
cara tertentu. Bukti terkuat tentang adanya dasar biologis dari bahasa adalah
fakta bahwa anak-anak diseluruh dunia mencapai perkembangan pencapaian besar
dalam bahasa pada usia yang hampir sana dan urutan yang juga menyerupai
diseluruh dunia, terlepas dari variasi dalam masukan bahasa yang mereka
dapatkan dari lingkungan. Dalam pandangan Chomsky, anak-anak tidak dapat
mempelajari aturan-aturan dan stuktur bahasa sepenuhnya hanya dengan menirukan
apa yang mereka dengar. Namun pasti ada hal-hal alamiah yang menyiapkan
anak-anak secara biologis, aturan tata bahasa yang universal yang memungkinkan
mereka memahami aturan-aturan dasar tentang bahasa dan menerapkan aturan-aturan
ini pada pembicaraan yang mereka dengar. Mereka mempelajari bahasa tanpa
kesadaran logika yang mendasarinya.
3. Bahasa
dan Otak, terdapat bukti kuat yang mendukung pandangan bahwa bahasa memiliki
dasar biologis. Penelitian dalam bidang ilmu neurosains menunjukan bahwa otak
memiliki bagian-bagian tertentu yang siap digunakan untuk bahasa. Bukti-bukti
yang terkumpul berikutnya menunjukkan bahwa pemrosesan bahasa seperti
pembicaraan dan tata bahasa, terjadi terutama pada belahan kiri otak. Ingat
kembali tentang pentingnya pusat Broca yang memainkan peranan pada kemampuan
menghasilkan pembicaraan, dan wilayah Wernicke yang terlibat dalam usaha
memahami bahasa. Penelitian ilmu syaraf juga menunjukkan bahwa otak belahan
kiri memahami sintaksis dan tata bahasa, namun otak kanan tidak.
4. Pengaruh
Lingkungan, seorang bayi kebetulan melakukan ocehan “ma-ma”, ibu memberikan
penguatan pada bayi dengan pelukan dan senyuman, dan bayi mengungkapkan “mama”
dengan lebih sering. Sedikit demi sedikit, ungkap menurut para pengikut aliran
keprilakuan, kemampuan berbahasa bayi dibangun. Menurut pengikut behaviorisme
ini, bahasa merupakan keterampilan kompleks yang dipelajari, sama seperti
bermain piano atau menari. Pandangan behaviorisme tidak lagi dianggap sebagai
penjelasan yang tepat tentang bagaimana anak-anak memperoleh kemampuan bahasa.
Namun, serangkaian penuhp enelitian menyebutkan cara-cara dimana lingkungan
anak memengaruhi keterampilan berbahasa mereka. Banyak ahli bahasa berpendapat
bahwa pengalaman anak, terutama dalam mempelajari bahasa tertentu, maka konteks
tempat terjadinya pembelajaran sangat mempengaruhi pemerolehan bahasa. Bahasa
tidak dipelajari terlepas dari keadaan sosial. Kebanyakan anak dikelilingi oleh
bahasa sejak usia yang sangat dini. Dukungan dan keterlibatan para pengasuh dan
guru sangat memfasilitasi proses belajar bahasa anak.
Strategi
yang baik untuk orang tua dalam mengajak anaknya berbicara:
·
Jadilah mitra
pembicaraan yang aktif. Mulailah pembicaraan dengan bayi. Bila bayi berada
dalam program penitipan anak sehari penuh, pastikan bahwa mereka mendapatkan
rangsangan yangcukup dari orang dewasa.
·
Bicaralah kepada bayi
seolah-olah mereka memahami apa yang anda katakan. Orang dewasa dapat
menghasilkan perasaan yakin yang ditimbulkan oleh diri sendiri dengan menbuat
anak-anak mereka tampak seperti mereka mengerti apa yang dikatakan. Proses ini
mungkin membutuhkan 4 hingga 5 tahun, tetapi anak-anak akan secara bertahap
meningkatkan kemampuan bahasanya hingga mencapai contoh yang diberikan
kepadanya.
·
Gunakanlah gaya bahasa
yang nyaman untuk anda. Jangan khawatir mengenai anda terdengar berbicara
seperti pada orang dewasa lain saat berbicara dengan anak-anak. Suasana hati
dan perasaan yang anda tunjukkan, bukan isi, lebih penting ketika anda
berbicara dengan bayi. Gunakan jenis pembicaraan bayi apa pun yang nyaman untuk
anda sepanjang tahun pertama kehidupan bayi.
E. Tahap
Awal Perkembangan Bahasa
0-6 bulan
|
Cooing, deskriminasi huruf vocal,
celotehan mulai muncul pada usia 6 bulan.
|
6-12
bulan
|
Celotehan
berkembang untuk mencakup suara dari bahasa yang diucapkan, sikap tubuh yang
digunakan untuk berkomunikasi tentang
objek, kata pertama muncul pada usia 10-13 bulan.
|
12-18
bulan
|
Memahami
lebih dari 50 kata sebagai rata-rata.
|
18-24
bulan
|
Kosa
kata meningkat hingga mencapai rata-rata 200 kata, mulai mengombinasi 2 kata.
|
2
tahun
|
Kosa
kata meningkat dengan pesat, penggunaan bentuk jamak dengan tepat, penggunaan
struktur bahasa untuk masa lalu, penggunaan kata depan.
|
3-4
tahun
|
Rerata
panjangnya ucapan mencapai 3-4 morfem dalam sebuah kalimat, penggunaan
kalimat tanya “ya” “tidak” “apa” “siapa” “kenapa” “kapan”, penggunaan kalimat
negatif dan kalimat perintah, kesadaran yang meningkat terhadap pragmatis.
|
5-6
tahun
|
Kosa
kata mencapai rerata hingga 10.000 kata, koordinasi kalimat sederhana.
|
6-8
tahun
|
Kosa
kata terus meningkat pesat, penggunaan aturan sintaksis yang lebih terampil,
keterampilan pembicaraan terus meningkat.
|
9-11
tahun
|
Pendefinisian
kata meliputi sinonim, strategi pembicaraan terus meningkat.
|
11-14
tahun
|
Kosa
kata meningkat dengan tambahan pada kata-kata yang lebih abstrak, memahami
bentuk tata bahasa yang lebih rumit, peningkatan pemahaman fungsi sebuah kata
dalam sebuah kalimat, memahami metafora dan kalimat satir.
|
15-20
tahun
|
Memahami
karya tulisan orang dewasa.
|
F. Bahasa
dan Pendidikan
Pendidikan
formal disekolah juga penting, disana anak-anak belajar menggunakan aturan
struktur bahasa yang lebih tinggi, meningkatkan kosa kata, dan menerapkan
keterampilan berbahasa untuk mempelajari mengenai serangkaian konsep baru.
Bahkan, salah satu tujuan bersekolah adalah untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa.
·
Pendekatan bahasa
menyeluruh, sebuah pendekatan belajar membaca yang menekankan bahwa instruksi
membaca harus disesuaikan dengan proses belajar bahasa anak yang alamiah,
sehingga materi bacaan harus menyeluruh dan bermakna.
·
Pendekatan fonik,
sebuah pendekatan untuk belajar membaca yang menekankan aturan dasar untuk
menerjemahkan simbol-simbol tertulis menjadi suara.
Posting Komentar