nurul wardah
         
MENGHAPAL ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN KERETA API BERANGKA


BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut, dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional. Sedangkan selama ini pembelajaran masih berpusat pada guru, anak kurang diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya tentang sesuatu hal. Guru lebih banyak ceramah, sehingga pembelajaran kurang bermakna, pengetahuan yang didapat anak tidak dapat bertahan lama dari ingatannya. Hal ini perlu adanya merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi yang nyata anak dan mengungkapkan pengalaman dan pengertian yang lebih luas, lebih jelas tidak mudah dilupakan serta lebih konkrit dalam ingatan.
Proses pembelajaran tersebut berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke anak. Strategi pembelajaran lebih penting dari pada hasil. Tanpa harus merasa tertekan dan terpaku di tempat duduk, hal ini dapat diterapkan pada Taman Kanak- Kanak (TK). Taman Kanak- Kanak (TK) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat fundamental
dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan,sikap dan keterampilan pada anak. Menurut Santoso (2004 : 11) menyatakan bahwa“Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan terbentuknya
kepribadian anak”.
Dalam Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan Nasional, Pasal 12 Ayat (2) menyebutkan “Selain jenjang pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah.” adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan atas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
            Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Usia dini merupakan usia emas (golden age) yang terjadi sekali selama kehidupan seorang manusia. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Kesadaran akan pentingnya pendidikan sejak usia dini telah mendorong pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, untuk membuat sebuah direktorat baru yang bernama Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
            Menurut Santoso (2004 : 27) terwujudnya berbagai program yang memberikan layanan bagi kebutuhan anak usia dini, agar dapat mengembangkan potensi dan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, moral, dan fisik secara optimal, sehingga menghasilkan generasi yang unggul dan mampu bersaing secara global.
Oleh karena itu secara rinci Pendidikan Anak Usia Dini dapat berfungsi :
1.       Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak Indonesia untuk mengikut pendidikan anak usia dini sesuai dengan potensi yang dimilikinya, bahkan secara tidak langsung sejak anak masih dalam kandungan.
2.       Membangun dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh di
           lingkungan keluarga, masyarakat (Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak).
3.       Membantu memperbaiki mutu dan relevansi pendidikan anak usia dini setara dengan
pendidikan dari negara lain.
4.      Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5.      Setiap instansi pemerintah, swasta, LSM, Yayasan atau lembaga pendidikan yang lain boleh dilaksanakan program anak usia dini dengan mengacu pada pedoman dari Direktorat PADU Depdiknas.
Maka dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan anak usia dini adalah supaya perkembangan kemampuan anak dapat berkembang secara utuh sesuai dengan usianya. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Perkembangan kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan, yang didorong rasa ingin tahu yang besar pada diri anak. Kognitif akan cepat berkembang,apalagi melalui permainan yang menggunakan benda yang disukai anak.
Anak didik pada usia dini masih sangat terbatas kemampuannya, pada umur ini kepribadiannya mulai terbentuk dan ia sangat peka terhadap tindakan-tindakan orang disekelilingnya. Perkembangan kognitif sangat diperlukan untuk pengembangan kemampuan kognitif. Misalnya mengelompokkan, mengenal bilangan, mengenal bentuk geometri, mengenal ukuran, mengenal konsep ruang, mengenal konsep waktu, mengenal berbagai pola, huruf hijaiyyah dan lain-lain yang bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

   B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah menghafal angka antara anak  dengan media kereta api berangka lebih baik dari pada anak yang menghafal angka tidak menggunakan media kereta api berangka?
2.      Apakah menghafal geometri antara anak  dengan media geometri 3 dimensi lebih baik dari pada anak yang menghafal geometri tidak menggunakan media geometri 3 dimensi?
3.      Apakah menghafal huruf hijaiyyah antara anak  dengan media tirai bunga hijaiyyah lebih baik dari pada anak yang menghafal huruf hijaiyyah tidak menggunakan media tirai bunga hijaiyyah?

   C.     Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas , maka tujuan penelitian ini secara  umum yaitu untuk mengembangkan kognitif anak TK Islam Al-Karimah dalam menganal bilangan atau angka, geometri dan huruf hijayyah.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      membantu mengembangkan konsep matematis tentang pengenalan lambang bilangan, sehingga dapat memberikan bantuan pada sekolah dalam usaha pengembangan konsep matematis tentang pengenalan lambang bilangan atau angka. 
2.      membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri, sehingga dapat memberikan bantuan kepada sekolah dalam usaha pengembangan kemampuan kognitif siswa.
3.      membantu meningkatkan daya ingat anak dalam pengenalan huruf hijaaiyyah, sehingga dapat memberikan bantuan pada sekolah dalam usaha pengembangan kemampuan siswa untuk mengenal huruf hijaiyyah.

   D.    Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai berikut:
1.      Bagi anak TK, dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
2.      bagi siswa TK untuk membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri,
3.      Memberi manfaat di bidang psikologi pendidikan, psikologi belajar dan psikologi sekolah dalam rangka meningkatkan pembendaharaan huruf hijaiyyah pada siswa. Selain itu juga bermanfaat agar siswa dapat lebih mudah untuk mengenali huruf- huruf hijaiyyah.
4.      Untuk guru, dapat menambah wawasan mengembangkan permainan-permainan yang menunjang terhadap aspek perkembangan anak-anak. Dapat lebih lanjut kreatif dalam pembelajaran.
5.      Bagi Prodi PAUD dan bidang Perkembangan Anak Usia Dini (PAUD), untuk menambah pengetahuan metode yang digunakan dalam pengembangan kognitif pada anak usia dini.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A.    Kajian Teori
          1.      Teori Variabel Terikat
a.                   Pengertian perkembangan kognitif
Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau symbol. Menurut piaget (dalam santrock,2002:45, 2003:50) walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan apa yang piaget sebut “operasi (operation)”. Yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Jadi perbedaan yang jelas pada tahap ini jika dibandingkan dengan tahap sebelumnya adalah “kemampuan untuk mempergunakan symbol” .
Penggunaan symbol bagi anak pada tahap ini secara jelas tampak dalam lima gejala berikut:
-imitasi tidak langsung
  Anak mulai dapat membuat imitasi yang tidak langsung dari bendanya sendiri.
-permainan simbolis
  Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru objek atau kejadian yang pernah dialami.
-menggambar
  Menggambar pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental.
-gambaran mental
  Gambaran mental merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau.
-bahasa ucapan
  Pada tahap ini anak penggunaan suara/bahasa sebagai representasi benda atau kejadian.


b.      Aspek-aspek yamg mempengaruhi perkembangan kognitif
-          Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
-          Kemampuan mengingat (memory)
-          Kemampuan nalar atau berpikir logis ( reasoning)
-          Kemampuan bilangan ( numerical ability)
-          Kemampuan menggunakan kata-kata ( word fluency)
-          Kemampuan mengamati dengan cepat ( perceptual speed)

c.       Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
Susanto (2011) mengatakan factor yang mempengaruhi perkembangan kognitif adalah:
-         Factor hereditas
-         Factor lingkungan
-         Factor kematangan
-         Factor pembentukan
-         Factor minat dan bakat
-         Factor kebebasan
Soetjiningsih (2002) mengatakan factor yang mempengaruhi perkambangan kognitif dikelompokan menjadi 2:
-          Factor internal (ras,suku bangsa, umur, dan jenis kelamin)
-          Factor internal (prenatal,kelahiran,postnatal)

2.      Teori Variabel Bebas
a.                   Pengertian Permainan Edukatif
Parten dalam docket dan fleer memandang kegiata bermain sebagai sarana sosialisasi melalui bermain diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada seorang anak, siswa, dan peserta, didik, dalam berekplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak dalam mengenal tentang dirinya dengan siapa ia hidup, serta lingkungan sekitar sedangkan menurut Bettelheim bermain adalah kegiatan yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.
Sehingga yang dimaksudkan dengan permainan edukatif adalah permainan yang memiliki unsure yang mendidik yang didapatkan dari sesuatu yang ada dan melekat serta menjadi bagian dari permainan itu sendiri. Selain itu, permainan ini juga memberi rangsangan ataupun respon positif terhadap indra permainannya.
Meskipun pembelajaran tidak selalu membutuhkan sebuah permainan. Dan permainan sendiri tidak selalu dalam rangka mempercepat preases pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menambah variasi semangat dan minat pada sebagian program belajar.
Bermain edukatif yaitu alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif dan adaptasi sosialnya (Hidayat, 2005)

ciri-ciri permainan edukatif:
1. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan  dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.
2. Ditujukan terutama untuk anak-anak usia prasekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan dan motorik anak.
3. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat  ada alat permainan.
4. Membuat anak terlibat secara aktif.
5. Sifatnya konstruktif. Setiap permainan edukatif dapat difungsikan multiguna. Sekalipun masing-masing memiliki kekhususan dalam artian mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak tidak jarang dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan.
6. Melatih problem solving.  Dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem solving. Dalam permainan puzzle misalnya anak diminta untuk menyusun potongan-potongan menjadi utuh.
7. Melatih konsep-konsep dasar. Lewat permainan ini dilatih untuk mengembangkan kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk warna, besaran juga melatih motorik halus.
8. Melatih ketelitian dan ketekunan Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekedar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakan.
9. Merangsang kreativitas. Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan.

B.     Kerangka Berfikir
Perkembangan kognitif terjadi pada rentang usia antara 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau symbol. Menurut piaget (dalam santrock,2002:45, 2003:50) walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan apa yang piaget sebut “ operasi (operation)”. Yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Jadi perbedaan yang jelas pada tahap ini jika dibandingkan dengan tahap sebelumnya adalah “kemampuan untuk mempergunakan symbol” .
Penggunaan symbol bagi anak pada tahap ini secara jelas tampak dalam lima gejala berikut:
-imitasi tidak langsung
  Anak mulai dapat membuat imitasi yang tidak langsung dari bendanya sendiri.
-permainan simbolis
  Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru objek atau kejadian yang pernah dialami.
-menggambar
  Menggambar pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental.
-gambaran mental
  Gambaran mental merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau.
-bahasa ucapan
  Pada tahap ini anak penggunaan suara/bahasa sebagai representasi benda atau kejadian.
      Untuk meningkatkan perkembangan kognitif banyak cara yang dapat dilakukan yaitu salah satu nya dengan cara bermain edukatif. Bermain edukatif yaitu alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif dan adaptasi sosialnya (Hidayat, 2005). Parten dalam docket dan fleer memandang kegiata bermain sebagai sarana sosialisasi melalui bermain diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada seorang anak, siswa, dan peserta, didik, dalam berekplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak dalam mengenal tentang dirinya dengan siapa ia hidup, serta lingkungan sekitar sedangkan menurut Bettelheim bermain adalah kegiatan yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.
Sehingga yang dimaksudkan dengan permainan edukatif adalah permainan yang memiliki unsure yang mendidik yang didapatkan dari sesuatu yang ada dan melekat serta menjadi bagian dari permainan itu sendiri. Selain itu, permainan ini juga memberi rangsangan ataupun respon positif terhadap indra permainannya.
Meskipun pembelajaran tidak selalu membutuhkan sebuah permainan. Dan permainan sendiri tidak selalu dalam rangka mempercepat preases pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menambah variasi semangat dan minat pada sebagian program belajar.
    Dalam eksperimen kali ini dilakukuan  tiga kegiatan bermain edukatif untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak  TK yaitu melalui kereta api berangka untuk membantu anak dalam menghafal angka, bangun tiga dimensi dan puzzle geometri untuk membantu anak dalam mengenal bentuk bangun geometri, dan tirai bunga hijaiyyah untuk membantu anak dalam menghafal huruf hijaiyah.

C.     Hipotesis
Hipotesis Ilmiah (Ha) : Ada perbedaan perkembangan kognitif pada kelompok yang mendapat perminan edukatif sesudah perlakuan.
Hipotesis Statistik (H0) : Tidak ada perbedaan perkembangan kognitif pada kelompok yang mendapat perminan edukatif sesudah perlakuan.








BAB III
METODOLOGI

A.    Identifikasi Varibel
Variabel- variabel dalam penelitian ini adalah :
1.      Variabel Bebas :
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan edukatif yang berupa kereta api angka, geometri 3 dimensi dan tirai bunga hijaiyyah. 
2.      Variabel terikat :
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perkembangan kognitif anak.

B.     Metode Pengukuran
Metode Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan membagi dua kategori: mampu dan tidak mampu. Anak yang masuk dalam kategori mampu adalah anak yang mampu menghafal separuh dari perlakuan yang diberikan. Sedangakan anak yang dikategorikan tidak mampu adalah anak yang hanya mampu menghapal dibawah separuh dari perlakukan yang diberikan.
a.    Kereta Api Berangka :
 - kategori mampu = anak dapat menghapal >5 angka yang diberikan. 
 - Kurang mampu = anak hanya dapat menghapal <5 angka yang diberikan. 
b.    Bangun Geometri :
- kategori mampu = anak dapat menghapal 5 bangun geometri yang diberikan. 
 - Kurang mampu = anak hanya dapat menghapal <5 bangun geometri yang diberikan. 
c.    Tirai Bunga Huruf Hijaiyyah:
- kategori mampu = anak dapat menghapal >5 huruf hijaiyyah yang diberikan. 
- Kurang mampu = anak hanya dapat menghapal <5 huruf hijayyah yang diberikan. 

C.     Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak yang belajar di kelas B1 TK al- karimah yang di perlakukan dalam 3 perlakuan dengan masing- masing perlakuan 10 anak, sebagai berikut:
Jumlah subjek  = anak * perlakuan
                         = 10 * 3
                         = 30 subjek.
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 anak yang belajar di  B1 TK Al- karimah pekanbaru. Besar sampel yang dibutuhkan dalam dalam penelitian ini sebanyak 30 anak.

D.    Rancangan Eksperimen
Jenis penelitan ini menggunakan  penelitian  payung.  Pelaksanaannya menggunakan metode Eksperimen Kuasi. Hal ini berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas yaitu pengenalan angka 1-9, pengenalan geometri bentuk persegi, persegi panjang segitiga, trapesium dan jajaran genjang serta pengenalan huruf hijayyah 30 huruf hijaiyyah dengan desain statistik group desain.
Adapun bagan desain yang akan di gunakan adalah:


 
 

(KE1) ___ ___ ___ X1 ___ ___ ___ O1
(KK1)                                        O1K



 
(KE2) ___ ___ ___ X2 ___ ___ ___ O2E
(KK2)                                          O2K



 
 

(KE3) ___ ___ ___ X3___ ___ ___ O3E
(KK3)                                          O3K

Keterangan:
X1        : perlakuan menghafal angka dengan menggunakan kereta api berangka
X2          :  perlakuan menghafal bangun geometri menggunakan bangun geometri  3 dimensi dan puzzle geometri.
X3          : perlakuan menghafal huruf hijaiyyah dengan menggunakan titari bunga huruf hijaiyyah.

E.     Prosedur Penelitian
1). Alat dan Bahan
a. kereta api berangka
 - Mainan Kereta Api berangka. Yang sudah ada angka 1-9 di gerbong   kereta apinya.
     - Lembar observasi
- Stopwach
-   Papan tulis
-   pena
-   lembar evaluasi
-   stopwatch

b.    Bangun geometri
-kertas bergambar bangun geometri
-benda 3 dimensi yang berbentuk geometri
-puzzle dari potongan-potongan geometri
-pulpen
-lembar evaluasi

c. Tirai bunga hijaiyyah
                -tirai bunga
                -spidol
                -pensil
                -kertas hvs
               -stopwatch

2). Tahap Pelaksanaan
a. kereta api berangka
Pembukaan (10 Menit)
1.      Perkenalan
·      Menyampaikan salam “Selamat pagi ... anak-anak semuanya. Bagaiamana kabarnya hari ini?”.
·      Memperkenalkan semua orang yang hadir dan membantu dalam pelaksanaan intervensi. Perkenalan dengan nama, asal dan alamat. Kemudian tutor meminta para peserta untuk mengenalkan diri masing-masing.
2.   Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan
·      Mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kerjasama para peserta
·      Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanaan. kegiatan ini merupakan salah satu bentuk belajar melalui bermain.
·      Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, tujuan dari kegiatan ini untuk membantu para peserta dalam meningkatkan daya ingat tentang angka dan menambah angka yang belum diketahui, agar potensi yang dimiliki dapat berkembang dengan optimal.

Menghapal Berulang (10 menit satu kali putaran  dan istirahat 12 menit disela-pemberian hapalan angka)
1.      Pembagian Kelompok
·      Membagi anak-anak TK menjadi 2 kelompok. Kelompok A dan kelompok B dan berada diruangan yang berbeda.
2.      Melakukan penghapalan berulang
·      Tutor yang kelompok A memberikan instruksi kepada anak-anak yang kelompok A. (Baiklah anak-anak sekarang kita mulai menghapal angka 1-9. Ibuk akan menuliskan angka 1 sampai 9 di papan tulis. Kemudian ibuk akan ajari dahulu cara membaca angkanya. Setelah itu, semuanya ikuti ibuk setelah ibuk menyebut angkanya. Dan langsung dihapal ia angka-angka yang ibuk sebut itu ia. Supaya lebih miudah, mari kita coba dahulu). Setelah 10 menit, tutor menghapus angka di papan tulis.
·      Tutor yang kelompok B memberikan instruksi kepada anak-anak yang kelompok B. Dengan terlebih dahulu, tutor mengacak urutan gerbong/ angka pada kereta api tersebut. (Baiklah anak-anak sekarang kita mulai menghapal angka 1-9 dengan menggunakan permainan kereta api berangka. Ditangan ibuk sudah ada permainan kereta api dengan angka yang berbeda-beda warnanya. Cara permainannya, urutkan gerbong kereta api ini dari angka 1-9. Namun, sebelum kalian melakukannya ibuk akan ajari terlebih dahulu caranya dan cara membaca angka-angka nya. Dan saat bermain nanti langsung dihapal ia angka-angka yang ada pada permainan ini. Karena nanti sakan ibuk tes satu per satu hapalan angkanya. Dan siapa yang mampu menghapal angka 1-9, nanti akan ibuk beri hadiah). Setelah 10 menit, tutor mengacak kembali urutan gerbong kereta api tersebut. 
·      Masing-masing observer baik observer kelompok A maupun observer kelompok B mengamati semua peserta.
·      Istirahat diisi dengan ice breaking selama 6 menit.
·      Setelah istirahat habis, anak-anak TK diinstruksikan kembali menghapal angka 1-9 dengan cara yang pertama tadi selama 10 menit, kemudian istirahat 6 menit dan terakhir pemberian intruksi lagi menghapal angka 1-9 selama 6 menit seperti cara yang pertama dan kedua tadi juga. kemudian iatirahat 6 menit. 
EVALUASI (25 menit)
·         Tutor memanggil peserta satu persatu ke depan lalu di tes hapalan angkanya.
·         Mencatat berapa banyak angka yang dihapal peserta dari angka 1-9 yang sudah dihapal tadi.
b.bangun geometri
1.         Perkenalan
-          Menyampaikan salam “selamat pagi…adik-adik
-          Memperkenalkan semua orang yang hadir dan membantu dalam pelaksanaan intervensi. Perkenalkan dengan nama, asal dan alamat. Kemudian tutor meminta peserta untuk mengenalkan diri masing-masing.

2.      Menyampaikan kegiatan yang dilakukan
-          Mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kerjasama para peserta
-          Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan salah bentuk belajar melalui bermain.Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, tujuan dari kegiatan ini untuk membantu para peserta dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri, sehingga dapat memberikan bantuan kepada sekolah dalam usaha pengembangan kemampuan kognitif siswa.
-           Menjelaskan rangkaian kegiatan yaitu bermain puzzle geometri, lalu dievaluasi.

b.      Tirai bunga huruf hijaiyyah
Pembukaan (5 menit)
1.      Perkenalan
-          Menyampaikna salam” assalamualaikum dan selamat pagi anak-anak..”
-          Memperkenalkan diri setiap orang yang hadir dengan menyebutkan nama, asal, dan alamat” perkenalkan nama ibuk zulva nurita..kakak dari fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU..ibuk  tinggal di Jl. Swakarya Gang. Permata No. 35, dan disebelah ibuk ini adalah....dsb”.
-          Meminta siswa untuk memperkenalkan diri mereka” sekarang kita gantian ya..ibuk mau anak-anak juga memperkenalkan diri anak-anak”

2.      Menyampaikan kegiatan yang akan di laksanakan 
-          Mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kerjasama para peserta”ibuk  ucapkan terimakasih atas kehadiran anak-anak ibuk sekalian”
-          Menjelaskan kegiatan yang akan di laksanakan. “ nah,, pada kesempatan kali ini kita akan belajar untuk mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar.
-          Menjelaskan tujuan kegiatan yang di laksanakan” tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu anak- anak sekalian dalam meningkatkan daya ingat dan hafalan huruf- huruf hijaiyyah anak-anak, supaya anak- anak sekalian dapat lebih mudah menghafal huruf- huruf tersebut.
-          Menjelaskan rangkaian kegiatan yaitu mengenal kemudian menghafal huruf-huruf hijaiyyah yang diberikan.
-          Mengevaluasi hafalan siswa.
                                 
Mengenal huruf hijaiyyah
1.      Mengenalkan anak terlebih dahulu pada 10 huruf hijaiyyah tersebut.
-          Mengenalkan huruf pada siswa” baik anak-anak sebelum kita menghafal..terlebih dahulu ibu akan mengenalkan pada anak-anak semua pada 10 huruf hijaiyyah yang akan kita hafal.”
-          Menyebutkan serta menunjukkan nama dari huruf hijaiyyah tersebut pada anak serta meminta anak untuk mengikutinya” ayo ikuti bersama-sama apa yang ibu katakan”.

Menghafal berulang-ulang (Dan diberi waktu selama 30 menit untuk menghafal huruf hijaiyyah setiap 1 kali pertemuan)
1.      Melakukan penghafalan secara berulang- ulang
a.       Perlakuan pada kelompok A
-          Memberikan intruksi ”sekarang nak..di tirai yang ibuk berikan sudah ada tulisan huruf-huruf hijaiyyah..jadi, ibu minta anak- anak ibu untuk menghafal huruf-huruf tersebut.. dan ibu akan memberi waktu anak-anak untuk menghafal selama 30 menit”
b.      Perlakuan pada kelompok B
-          Memberikan intruksi ”sekarang nak..di papan tulis sudah ada tulisan huruf-huruf hijaiyyah..jadi, ibu minta anak- anak ibu untuk menghafal huruf-huruf tersebut.. dan ibu akan memberi waktu anak-anak untuk menghafal selama 30 menit”
-          Peserta mulai menghafal kartu huruf hijaiyyah. Setelah 30 menit peserta di intrusikan untuk berhenti menghafal.

Evaluasi (15 menit)       
-          Evaluasi dilakukan dengan cara :
a.       Kelompok A
Pada kelompok A, siswa di minta untuk mengisi titik- titik atau melengkapi huruf hijaiyyah yang belum terisi di tirai.
b.      Kelompok B
Pada kelompok B, siswa diminta untuk mengisi titik-titik atau melengkapi huruf hijaiyyah yang telah di tulis di kertas HVS.

3) Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini di laksanakan pada 10-15 Agustus 2015. Adapun penelitian dilaksanakan dalam waktu 1 minggu jadwal sekolah.
Dengan rincian :
a.       senin = menghafal angka 1- 9 dan evaluasi
b.      selasa = menghafal bangun geometri ( persegi, persegi panjang,    segitiga, trapesium, jajaran genjang) dan evaluasi.
c.       Rabu = mengenalkan 30 huruf hijaiyyah dan menghafal 10 huruf hijaiyyah (alif- rho) dan evaluasi.
d.      Kamis = menghafal 10 huruf hijaiyyah ( dza- fha) dan evaluasi.
e.       Jumat =  menghafal 10 huruf hijaiyyah ( qo- ya) dan evaluasi.
f.       Sabtu = evaluasi keseluruhan dari huruf hijaiyyah.
Tempat penelitian ini akan di laksanakan di Taman Kanak- kanak Al- Karimah Pekanbaru. 

F.      Analisis Statistik
Dalam penelitian ini, menggunakan analisis korelasi. Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan, bagaimana arah hubungan dan seberapa kuat hubungan tersebut.
0 Responses

Posting Komentar