MENGHAPAL ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN KERETA API BERANGKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada
hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu
sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu
gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat
dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan
bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut,
dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional.
Sedangkan selama ini pembelajaran masih berpusat pada guru, anak kurang diberi
kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya tentang sesuatu hal. Guru
lebih banyak ceramah, sehingga pembelajaran kurang bermakna, pengetahuan yang
didapat anak tidak dapat bertahan lama dari ingatannya. Hal ini perlu adanya
merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan materi yang
diajarkan dengan situasi yang nyata anak dan mengungkapkan pengalaman dan
pengertian yang lebih luas, lebih jelas tidak mudah dilupakan serta lebih
konkrit dalam ingatan.
Proses
pembelajaran tersebut berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke anak. Strategi
pembelajaran lebih penting dari pada hasil. Tanpa harus merasa tertekan dan
terpaku di tempat duduk, hal ini dapat diterapkan pada Taman Kanak- Kanak (TK).
Taman Kanak- Kanak (TK) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat
fundamental
dalam memberikan kerangka
dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan,sikap dan
keterampilan pada anak. Menurut Santoso (2004 : 11) menyatakan bahwa“Pendidikan
anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan terbentuknya
kepribadian anak”.
Dalam Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan Nasional,
Pasal 12 Ayat (2) menyebutkan “Selain jenjang pendidikan sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1), dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah.” adalah pendidikan
yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan
yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai
dengan atas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilakukan
sebagai upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Usia dini merupakan usia emas (golden age) yang terjadi sekali selama
kehidupan seorang manusia. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan
dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni,
moral, dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak
usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara
optimal. Kesadaran akan pentingnya pendidikan sejak usia dini telah mendorong
pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, untuk membuat sebuah
direktorat baru yang bernama Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”.
Menurut Santoso (2004 : 27) terwujudnya berbagai program
yang memberikan layanan bagi kebutuhan anak usia dini, agar dapat mengembangkan
potensi dan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, moral, dan fisik
secara optimal, sehingga menghasilkan generasi yang unggul dan mampu bersaing
secara global.
Oleh karena itu secara rinci
Pendidikan Anak Usia Dini dapat berfungsi :
1.
Memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anak Indonesia untuk mengikut pendidikan anak usia
dini sesuai dengan potensi yang dimilikinya, bahkan secara tidak langsung sejak
anak masih dalam kandungan.
2.
Membangun dan
memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh di
lingkungan keluarga, masyarakat
(Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak).
3.
Membantu memperbaiki
mutu dan relevansi pendidikan anak usia dini setara dengan
pendidikan dari negara lain.
4.
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5.
Setiap instansi pemerintah, swasta, LSM, Yayasan atau
lembaga pendidikan yang lain boleh dilaksanakan program anak usia dini dengan
mengacu pada pedoman dari Direktorat PADU Depdiknas.
Maka dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan anak usia dini adalah supaya
perkembangan kemampuan anak dapat berkembang secara utuh sesuai dengan usianya.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan
perilaku agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Perkembangan kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari apa yang mereka
lakukan, yang didorong rasa ingin tahu yang besar pada diri anak. Kognitif akan
cepat berkembang,apalagi melalui permainan yang menggunakan benda yang disukai
anak.
Anak didik pada usia dini masih sangat terbatas kemampuannya, pada umur
ini kepribadiannya mulai terbentuk dan ia sangat peka terhadap
tindakan-tindakan orang disekelilingnya. Perkembangan kognitif sangat
diperlukan untuk pengembangan kemampuan kognitif. Misalnya mengelompokkan,
mengenal bilangan, mengenal bentuk geometri, mengenal ukuran, mengenal konsep
ruang, mengenal konsep waktu, mengenal berbagai pola, huruf hijaiyyah dan
lain-lain yang bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah menghafal angka antara anak dengan media kereta api berangka lebih baik dari
pada anak yang menghafal angka tidak menggunakan media kereta api berangka?
2.
Apakah menghafal geometri antara anak dengan media geometri 3 dimensi lebih baik
dari pada anak yang menghafal geometri tidak menggunakan media geometri 3
dimensi?
3.
Apakah menghafal huruf hijaiyyah antara anak dengan media tirai bunga hijaiyyah lebih baik
dari pada anak yang menghafal huruf hijaiyyah tidak menggunakan media tirai
bunga hijaiyyah?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan
masalah yang diuraikan di atas , maka tujuan penelitian ini secara umum yaitu untuk mengembangkan kognitif anak
TK Islam Al-Karimah dalam menganal bilangan atau angka, geometri dan huruf
hijayyah.
Secara khusus, penelitian
ini bertujuan untuk:
1.
membantu mengembangkan konsep
matematis tentang pengenalan lambang bilangan, sehingga dapat memberikan
bantuan pada sekolah dalam usaha pengembangan konsep matematis tentang
pengenalan lambang bilangan atau angka.
2.
membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam
mengenal bentuk geometri, sehingga dapat memberikan bantuan kepada sekolah
dalam usaha pengembangan kemampuan kognitif siswa.
3. membantu
meningkatkan daya ingat anak dalam pengenalan huruf hijaaiyyah, sehingga dapat
memberikan bantuan pada sekolah dalam usaha pengembangan kemampuan siswa untuk
mengenal huruf hijaiyyah.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai berikut:
1. Bagi anak TK, dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan melalui
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
2.
bagi siswa TK untuk membantu meningkatkan perkembangan
kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri,
3. Memberi manfaat di
bidang psikologi pendidikan, psikologi belajar dan psikologi sekolah dalam
rangka meningkatkan pembendaharaan huruf hijaiyyah pada siswa. Selain itu juga
bermanfaat agar siswa dapat lebih mudah untuk mengenali huruf- huruf hijaiyyah.
4. Untuk guru, dapat menambah wawasan mengembangkan permainan-permainan yang
menunjang terhadap aspek perkembangan anak-anak. Dapat lebih lanjut kreatif
dalam pembelajaran.
5.
Bagi Prodi PAUD dan bidang Perkembangan
Anak Usia Dini (PAUD), untuk menambah pengetahuan metode yang digunakan dalam
pengembangan kognitif pada anak usia dini.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN
HIPOTESIS
A.
Kajian Teori
1. Teori Variabel Terikat
a.
Pengertian perkembangan kognitif
Tahap ini berada pada rentang usia
antara 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata
dan gambar-gambar atau symbol. Menurut piaget (dalam santrock,2002:45, 2003:50)
walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun
mereka masih belum mampu untuk melaksanakan apa yang piaget sebut “operasi
(operation)”. Yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan
anak-anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik.
Jadi perbedaan yang jelas pada tahap ini jika dibandingkan dengan tahap
sebelumnya adalah “kemampuan untuk mempergunakan symbol” .
Penggunaan symbol bagi anak pada tahap
ini secara jelas tampak dalam lima gejala berikut:
-imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat membuat imitasi yang tidak langsung dari bendanya
sendiri.
-permainan simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru
objek atau kejadian yang pernah dialami.
-menggambar
Menggambar pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis
dengan gambaran mental.
-gambaran mental
Gambaran mental merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau
pengalaman yang lampau.
-bahasa ucapan
Pada tahap ini anak penggunaan suara/bahasa sebagai representasi benda
atau kejadian.
b.
Aspek-aspek yamg mempengaruhi perkembangan kognitif
-
Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
-
Kemampuan mengingat (memory)
-
Kemampuan nalar atau berpikir logis ( reasoning)
-
Kemampuan bilangan ( numerical ability)
-
Kemampuan menggunakan kata-kata ( word fluency)
-
Kemampuan mengamati dengan cepat ( perceptual speed)
c. Factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif
Susanto (2011) mengatakan factor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif adalah:
-
Factor hereditas
-
Factor lingkungan
-
Factor kematangan
-
Factor pembentukan
-
Factor minat dan bakat
-
Factor kebebasan
Soetjiningsih (2002)
mengatakan factor yang mempengaruhi perkambangan kognitif dikelompokan menjadi
2:
-
Factor internal (ras,suku bangsa, umur, dan jenis kelamin)
-
Factor internal (prenatal,kelahiran,postnatal)
2.
Teori Variabel Bebas
a.
Pengertian Permainan Edukatif
Parten dalam docket dan
fleer memandang kegiata bermain sebagai sarana sosialisasi melalui bermain
diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada seorang anak, siswa, dan peserta,
didik, dalam berekplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan
belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak
dalam mengenal tentang dirinya dengan siapa ia hidup, serta lingkungan sekitar
sedangkan menurut Bettelheim bermain adalah kegiatan yang ditetapkan pemain
sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.
Sehingga yang dimaksudkan
dengan permainan edukatif adalah permainan yang memiliki unsure yang mendidik
yang didapatkan dari sesuatu yang ada dan melekat serta menjadi bagian dari
permainan itu sendiri. Selain itu, permainan ini juga memberi rangsangan
ataupun respon positif terhadap indra permainannya.
Meskipun pembelajaran
tidak selalu membutuhkan sebuah permainan. Dan permainan sendiri tidak selalu
dalam rangka mempercepat preases pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang
dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menambah variasi semangat dan minat pada
sebagian program belajar.
Bermain edukatif yaitu
alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan
perkembangan anak, dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat
mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif dan adaptasi sosialnya
(Hidayat, 2005)
ciri-ciri permainan edukatif:
1. Dapat digunakan dalam
berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan
dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.
2. Ditujukan terutama
untuk anak-anak usia prasekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek
perkembangan kecerdasan dan motorik anak.
3. Segi keamanan sangat
diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat ada alat permainan.
4. Membuat anak terlibat
secara aktif.
5. Sifatnya konstruktif.
Setiap permainan edukatif dapat difungsikan multiguna. Sekalipun masing-masing
memiliki kekhususan dalam artian mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada
anak tidak jarang dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan.
6. Melatih problem
solving. Dalam memainkannya anak diminta
untuk melakukan problem solving. Dalam permainan puzzle misalnya anak diminta
untuk menyusun potongan-potongan menjadi utuh.
7. Melatih konsep-konsep
dasar. Lewat permainan ini dilatih untuk mengembangkan kemampuan dasarnya
seperti mengenal bentuk warna, besaran juga melatih motorik halus.
8. Melatih ketelitian dan
ketekunan Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekedar menikmati tetapi juga
dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakan.
9. Merangsang
kreativitas. Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi
mainan yang dilakukan.
B.
Kerangka Berfikir
Perkembangan
kognitif terjadi pada rentang usia antara 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai
melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau symbol. Menurut piaget
(dalam santrock,2002:45, 2003:50) walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara
simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan
apa yang piaget sebut “ operasi (operation)”. Yaitu tindakan mental yang
diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental apa yang
sebelumnya dilakukan secara fisik. Jadi perbedaan yang jelas pada tahap ini
jika dibandingkan dengan tahap sebelumnya adalah “kemampuan untuk mempergunakan
symbol” .
Penggunaan symbol bagi anak pada tahap
ini secara jelas tampak dalam lima gejala berikut:
-imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat membuat imitasi yang tidak langsung dari bendanya
sendiri.
-permainan simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru
objek atau kejadian yang pernah dialami.
-menggambar
Menggambar pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis
dengan gambaran mental.
-gambaran mental
Gambaran mental merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau
pengalaman yang lampau.
-bahasa ucapan
Pada tahap ini anak penggunaan suara/bahasa sebagai representasi benda
atau kejadian.
Untuk meningkatkan perkembangan kognitif
banyak cara yang dapat dilakukan yaitu salah satu nya dengan cara bermain
edukatif. Bermain edukatif yaitu alat permainan yang dapat memberikan
fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, dimana melalui alat
permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, bahasa,
kognitif dan adaptasi sosialnya (Hidayat, 2005).
Parten dalam docket dan
fleer memandang kegiata bermain sebagai sarana sosialisasi melalui bermain
diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada seorang anak, siswa, dan peserta,
didik, dalam berekplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan
belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak
dalam mengenal tentang dirinya dengan siapa ia hidup, serta lingkungan sekitar
sedangkan menurut Bettelheim bermain adalah kegiatan yang ditetapkan pemain
sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.
Sehingga yang dimaksudkan dengan
permainan edukatif adalah permainan yang memiliki unsure yang mendidik yang
didapatkan dari sesuatu yang ada dan melekat serta menjadi bagian dari
permainan itu sendiri. Selain itu, permainan ini juga memberi rangsangan ataupun
respon positif terhadap indra permainannya.
Meskipun pembelajaran tidak selalu
membutuhkan sebuah permainan. Dan permainan sendiri tidak selalu dalam rangka
mempercepat preases pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang dimanfaatkan
dengan bijaksana dapat menambah variasi semangat dan minat pada sebagian
program belajar.
Dalam eksperimen kali ini dilakukuan tiga kegiatan bermain edukatif untuk
meningkatkan perkembangan kognitif anak
TK yaitu melalui kereta api berangka untuk membantu anak dalam menghafal
angka, bangun tiga dimensi dan puzzle geometri untuk membantu anak dalam
mengenal bentuk bangun geometri, dan tirai bunga hijaiyyah untuk membantu anak
dalam menghafal huruf hijaiyah.
C.
Hipotesis
Hipotesis Ilmiah (Ha) : Ada perbedaan
perkembangan kognitif pada kelompok yang mendapat perminan edukatif sesudah
perlakuan.
Hipotesis Statistik (H0)
: Tidak ada perbedaan perkembangan kognitif pada kelompok yang mendapat
perminan edukatif sesudah perlakuan.
BAB III
METODOLOGI
A.
Identifikasi Varibel
Variabel- variabel dalam penelitian ini adalah :
1.
Variabel Bebas :
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan
edukatif yang berupa kereta api angka, geometri 3 dimensi dan tirai bunga
hijaiyyah.
2.
Variabel terikat :
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perkembangan
kognitif anak.
B.
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan membagi dua kategori: mampu dan
tidak mampu. Anak yang masuk dalam kategori mampu adalah anak yang mampu menghafal
separuh dari perlakuan yang diberikan. Sedangakan anak yang dikategorikan tidak
mampu adalah anak yang hanya mampu menghapal dibawah separuh dari perlakukan
yang diberikan.
a.
Kereta Api Berangka :
- kategori mampu = anak dapat menghapal >5
angka yang diberikan.
- Kurang mampu = anak hanya dapat menghapal
<5 angka yang diberikan.
b.
Bangun Geometri :
- kategori mampu = anak
dapat menghapal 5 bangun geometri yang diberikan.
- Kurang mampu = anak hanya dapat menghapal
<5 bangun geometri yang diberikan.
c.
Tirai Bunga Huruf Hijaiyyah:
- kategori mampu = anak
dapat menghapal >5 huruf hijaiyyah yang diberikan.
- Kurang mampu = anak
hanya dapat menghapal <5 huruf hijayyah yang diberikan.
C.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak yang belajar di kelas B1
TK al- karimah yang di perlakukan dalam 3 perlakuan dengan masing- masing
perlakuan 10 anak, sebagai berikut:
Jumlah subjek = anak * perlakuan
= 10 *
3
= 30
subjek.
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 anak yang belajar
di B1 TK Al- karimah pekanbaru. Besar
sampel yang dibutuhkan dalam dalam penelitian ini sebanyak 30 anak.
D.
Rancangan Eksperimen
Jenis penelitan ini menggunakan penelitian
payung. Pelaksanaannya
menggunakan metode Eksperimen Kuasi. Hal ini berfungsi untuk menjelaskan
hubungan antara variabel bebas yaitu pengenalan angka 1-9, pengenalan geometri
bentuk persegi, persegi panjang segitiga, trapesium dan jajaran genjang serta
pengenalan huruf hijayyah 30 huruf hijaiyyah dengan desain statistik group desain.
Adapun bagan desain yang
akan di gunakan adalah:
|
(KE1) ___ ___
___ X1 ___ ___ ___ O1E
(KK1) O1K
|
(KE2) ___ ___ ___ X2 ___
___ ___ O2E
(KK2) O2K
|
(KE3) ___ ___
___ X3___ ___ ___ O3E
(KK3) O3K
Keterangan:
X1 : perlakuan menghafal angka dengan
menggunakan kereta api berangka
X2 : perlakuan menghafal bangun geometri
menggunakan bangun geometri 3 dimensi
dan puzzle geometri.
X3 : perlakuan menghafal huruf
hijaiyyah dengan menggunakan titari bunga huruf hijaiyyah.
E.
Prosedur Penelitian
1). Alat dan Bahan
a. kereta api berangka
- Mainan Kereta Api
berangka. Yang sudah ada angka 1-9 di gerbong
kereta apinya.
- Lembar observasi
- Stopwach
- Papan tulis
- pena
- lembar evaluasi
- stopwatch
b. Bangun geometri
-kertas bergambar bangun geometri
-benda 3 dimensi yang berbentuk geometri
-puzzle dari potongan-potongan geometri
-pulpen
-lembar evaluasi
c. Tirai bunga hijaiyyah
-tirai bunga
-spidol
-pensil
-kertas hvs
-stopwatch
2). Tahap Pelaksanaan
a. kereta api berangka
Pembukaan (10 Menit)
1. Perkenalan
· Menyampaikan salam “Selamat pagi ... anak-anak semuanya. Bagaiamana
kabarnya hari ini?”.
· Memperkenalkan semua orang yang hadir dan membantu dalam pelaksanaan
intervensi. Perkenalan dengan nama, asal dan alamat. Kemudian tutor meminta
para peserta untuk mengenalkan diri masing-masing.
2. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan
· Mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kerjasama para peserta
· Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanaan. kegiatan ini merupakan salah
satu bentuk belajar melalui bermain.
· Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, tujuan dari kegiatan ini
untuk membantu para peserta dalam meningkatkan daya ingat tentang angka dan
menambah angka yang belum diketahui, agar potensi yang dimiliki dapat
berkembang dengan optimal.
Menghapal Berulang (10
menit satu kali putaran dan istirahat 12
menit disela-pemberian hapalan angka)
1. Pembagian Kelompok
· Membagi anak-anak TK menjadi 2 kelompok. Kelompok A dan kelompok B dan
berada diruangan yang berbeda.
2. Melakukan penghapalan berulang
· Tutor yang kelompok A memberikan instruksi kepada anak-anak yang kelompok
A. (Baiklah anak-anak sekarang kita mulai menghapal angka 1-9. Ibuk akan
menuliskan angka 1 sampai 9 di papan tulis. Kemudian ibuk akan ajari dahulu
cara membaca angkanya. Setelah itu, semuanya ikuti ibuk setelah ibuk menyebut
angkanya. Dan langsung dihapal ia angka-angka yang ibuk sebut itu ia. Supaya
lebih miudah, mari kita coba dahulu). Setelah 10 menit, tutor menghapus angka
di papan tulis.
· Tutor yang kelompok B memberikan instruksi kepada anak-anak yang kelompok
B. Dengan terlebih dahulu, tutor mengacak urutan gerbong/ angka pada kereta api
tersebut. (Baiklah anak-anak sekarang kita mulai menghapal angka 1-9 dengan
menggunakan permainan kereta api berangka. Ditangan ibuk sudah ada permainan
kereta api dengan angka yang berbeda-beda warnanya. Cara permainannya, urutkan
gerbong kereta api ini dari angka 1-9. Namun, sebelum kalian melakukannya ibuk
akan ajari terlebih dahulu caranya dan cara membaca angka-angka nya. Dan saat
bermain nanti langsung dihapal ia angka-angka yang ada pada permainan ini. Karena
nanti sakan ibuk tes satu per satu hapalan angkanya. Dan siapa yang mampu
menghapal angka 1-9, nanti akan ibuk beri hadiah). Setelah 10 menit, tutor
mengacak kembali urutan gerbong kereta api tersebut.
· Masing-masing observer baik observer kelompok A maupun observer kelompok B
mengamati semua peserta.
· Istirahat diisi dengan ice breaking selama 6 menit.
· Setelah istirahat habis, anak-anak TK diinstruksikan kembali menghapal
angka 1-9 dengan cara yang pertama tadi selama 10 menit, kemudian istirahat 6
menit dan terakhir pemberian intruksi lagi menghapal angka 1-9 selama 6 menit
seperti cara yang pertama dan kedua tadi juga. kemudian iatirahat 6 menit.
EVALUASI (25 menit)
·
Tutor memanggil peserta satu persatu ke
depan lalu di tes hapalan angkanya.
·
Mencatat berapa banyak angka yang
dihapal peserta dari angka 1-9 yang sudah dihapal tadi.
b.bangun geometri
1.
Perkenalan
-
Menyampaikan salam “selamat pagi…adik-adik
-
Memperkenalkan semua orang yang hadir dan membantu dalam
pelaksanaan intervensi. Perkenalkan dengan nama, asal dan alamat. Kemudian
tutor meminta peserta untuk mengenalkan diri masing-masing.
2.
Menyampaikan kegiatan yang dilakukan
-
Mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kerjasama para
peserta
-
Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini
merupakan salah bentuk belajar melalui bermain.Menjelaskan tujuan kegiatan yang
akan dilakukan, tujuan dari kegiatan ini untuk membantu para peserta dalam
meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri,
sehingga dapat memberikan bantuan kepada sekolah dalam usaha pengembangan
kemampuan kognitif siswa.
-
Menjelaskan rangkaian
kegiatan yaitu bermain puzzle geometri, lalu dievaluasi.
b.
Tirai bunga huruf hijaiyyah
Pembukaan (5 menit)
1. Perkenalan
-
Menyampaikna salam” assalamualaikum dan selamat pagi
anak-anak..”
-
Memperkenalkan diri setiap orang yang hadir dengan
menyebutkan nama, asal, dan alamat” perkenalkan nama ibuk zulva nurita..kakak
dari fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU..ibuk
tinggal di Jl. Swakarya Gang. Permata No. 35, dan disebelah ibuk ini
adalah....dsb”.
-
Meminta siswa untuk memperkenalkan diri mereka” sekarang
kita gantian ya..ibuk mau anak-anak juga memperkenalkan diri anak-anak”
2. Menyampaikan
kegiatan yang akan di laksanakan
-
Mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan kerjasama para
peserta”ibuk ucapkan terimakasih atas
kehadiran anak-anak ibuk sekalian”
-
Menjelaskan kegiatan yang akan di laksanakan. “ nah,, pada
kesempatan kali ini kita akan belajar untuk mengenal huruf hijaiyyah dengan
cara bermain sambil belajar.
-
Menjelaskan tujuan kegiatan yang di laksanakan” tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk membantu anak- anak sekalian dalam meningkatkan daya
ingat dan hafalan huruf- huruf hijaiyyah anak-anak, supaya anak- anak sekalian
dapat lebih mudah menghafal huruf- huruf tersebut.
-
Menjelaskan rangkaian kegiatan yaitu mengenal kemudian
menghafal huruf-huruf hijaiyyah yang diberikan.
-
Mengevaluasi hafalan siswa.
Mengenal huruf hijaiyyah
1. Mengenalkan anak
terlebih dahulu pada 10 huruf hijaiyyah tersebut.
-
Mengenalkan huruf pada siswa” baik anak-anak sebelum kita
menghafal..terlebih dahulu ibu akan mengenalkan pada anak-anak semua pada 10
huruf hijaiyyah yang akan kita hafal.”
-
Menyebutkan serta menunjukkan nama dari huruf hijaiyyah
tersebut pada anak serta meminta anak untuk mengikutinya” ayo ikuti
bersama-sama apa yang ibu katakan”.
Menghafal berulang-ulang (Dan diberi waktu selama 30
menit untuk menghafal huruf hijaiyyah setiap 1 kali pertemuan)
1. Melakukan
penghafalan secara berulang- ulang
a. Perlakuan pada
kelompok A
-
Memberikan intruksi ”sekarang nak..di tirai yang ibuk
berikan sudah ada tulisan huruf-huruf hijaiyyah..jadi, ibu minta anak- anak ibu
untuk menghafal huruf-huruf tersebut.. dan ibu akan memberi waktu anak-anak
untuk menghafal selama 30 menit”
b. Perlakuan pada
kelompok B
-
Memberikan intruksi ”sekarang nak..di papan tulis sudah ada
tulisan huruf-huruf hijaiyyah..jadi, ibu minta anak- anak ibu untuk menghafal
huruf-huruf tersebut.. dan ibu akan memberi waktu anak-anak untuk menghafal
selama 30 menit”
-
Peserta mulai menghafal kartu huruf hijaiyyah. Setelah 30
menit peserta di intrusikan untuk berhenti menghafal.
Evaluasi (15
menit)
-
Evaluasi dilakukan dengan cara :
a. Kelompok A
Pada kelompok A, siswa di minta untuk mengisi titik- titik atau melengkapi
huruf hijaiyyah yang belum terisi di tirai.
b. Kelompok B
Pada kelompok B, siswa diminta untuk mengisi titik-titik atau melengkapi
huruf hijaiyyah yang telah di tulis di kertas HVS.
3) Lokasi dan Waktu
Penelitian
Waktu penelitian ini di laksanakan pada 10-15 Agustus 2015. Adapun
penelitian dilaksanakan dalam waktu 1 minggu jadwal sekolah.
Dengan rincian :
a.
senin = menghafal angka 1- 9 dan evaluasi
b.
selasa = menghafal bangun geometri ( persegi, persegi
panjang, segitiga, trapesium, jajaran
genjang) dan evaluasi.
c.
Rabu = mengenalkan 30 huruf hijaiyyah dan menghafal 10 huruf
hijaiyyah (alif- rho) dan evaluasi.
d.
Kamis = menghafal 10 huruf hijaiyyah ( dza- fha) dan
evaluasi.
e.
Jumat = menghafal 10
huruf hijaiyyah ( qo- ya) dan evaluasi.
f.
Sabtu = evaluasi keseluruhan dari huruf hijaiyyah.
Tempat penelitian ini
akan di laksanakan di Taman Kanak- kanak Al- Karimah Pekanbaru.
F.
Analisis Statistik
Dalam penelitian ini, menggunakan
analisis korelasi. Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel
atau lebih, apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang
signifikan, bagaimana arah hubungan dan seberapa kuat hubungan tersebut.
Posting Komentar